-->

Yuk, Kenali Potensi Anak!


Ada banyak sekali artikel yang saya baca sejak jadi teman main Faraz, anak lelaki pertama saya. Secara alami insting emak ini pun bergerak. Saya sadar bahwa zaman terus bergerak maju. Tuntutannya dan lingkungannya jelas sudah jauh berbeda dengan masa saya kanak-kanak dulu. Alhasil, mamak mulai membuka diri belajar lebih banyak tentang ilmu terkait pengasuhan dan pendidikan.

Dimulai sejak mengandung Faraz, saya membekali diri dengan bacaan tentang parenting. Oaaalaaaah... Baca artikel-artikel itu sukses bikin saya meluap-luap ingin praktek.

"Kok kayanya seru ya?"
"Ihhh, ga sabar deh pengen dicobain seperti kata buku." 

Ternyata Buibu, benar adanya teori mah lebih gampang daripada praktek. Hahaha...

Contohnya sebuah ilmu cara melarang atau menolak. Kesannya sih mudah dan sederhana. Seringkali dibahas dan dicontohkan baik dari sebuah buku, juga kulwhap (kuliah/seminar online via WhatsApp Group). Hati ikut adem pas ada materi yang lembut dan kayanya enak dipraktekin.

Bahwa melarang anak itu SEBAIKNYA tidak dengan mengucapkan kata "JANGAN" atau malah menakut-nakutinya. Cukup katakan saja maunya kita.

Misal: Melarang anak agar tidak berdiri di pinggir tempat tidur.

Dont: Jangan berdiri di sana, Dek!
Do: Sini yuk berdirinya agak ke tengah aja. 

Nampak sederhana sekali kan?
Terbayang lemah-lembutnya kita melarang dan adem-ayemnya suasana parenting itu.

Namun kenyataannya?
Respon sang anak yang mesam-mesem cengengesan trus kitanya kagetan. Sontak deh teriak bilang: Jangaaaaan! atau Awas jatuh, Dek!!!


Hmmm...
Jadi, betul adanya parenting itu menantang. Tantangan ini jadi menarik karena ngerjainnya seru dan memang butuh konsistensi. Tekad yang kuat adalah kunci suksesnya.

Pengasuhan dan pendidikan anak jadi semakin berwarna. Apalagi ketika saya sudah mulai masuk fase mengamati. Beruntung bahwa saya bekerja di ranah domestik, jadi untuk observasi/mengamati Faraz masih bisa dilakukan dengan leluasa.

Menjadi teman main Faraz membuat saya melihat banyak perkembangannya. Secara tak langsung saya juga mulai mengenali beberapa sifatnya yang nampak dalam berkegiatan.

Faraz tuh antusias ketika dibacakan buku dan diajak menunjuk-nunjuk gambar. Dari observasi atau mengamati inilah aku bisa memfasilitasi kegiatan bermain yang menyenangkan untuknya.

Observasi begini hanyalah salah satu cara untuk mengenali karasteristik, bakat, dan minat anak. Tentu banyak cara lainnya yang bisa kita lakukan yaaa...

Ini berhubung kerjaan saya ya main sama Faraz, jadi gampang ngobservasinya. Hehehe...


#YukKenaliAnakKita


Kenapa penting bagi para orang tua untuk kenal anaknya secara detail dan mendalam? Bahkan bagi praktisi pendidikan selevel guru juga penting, menurutku.

Karena ada banyak hal yang bisa kita berdayakan saat kita mengenali mereka dengan seksama. Hal-hal kecil yang penting dalam setiap tumbuh kembangnya itu bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya.

Tujuannya adalah membimbing mereka sesuai fitrahnya. Saya adalah orang tua yang percaya bahwa setiap anak terlahir dengan fitrah hebat masing-masing. Cakrawala berfikir saya ini terbentuk setelah banyak mengikuti kelas-kelas parenting dan bacaan terkait. Saya mengamini bahwa orang tua tinggal berusaha untuk melihat tanda-tanda peluang menuju fitrahnya itu dan mengantarkannya.


Anak sulit diajar atau kita yang salah ajar?


Cerita tentang masa laluku. Ketika itu ada seorang keponakan tinggal di rumah orang tuaku. Saya merasa lelah sekali mengajarinya. Memang waktu itu saya belum punya anak sih. Faktor lelah itu bisa karena saya belum berpengalaman dan belum banyak membekali diri dengan bacaan seperti tadi. Bisa jadi juga karena saya merasa 'harusnya dia bisa'.

Kalau dipikirkan kembali dan mengingat-ingat masa itu, rasanya saya sangat bersalah. Ingin nangis dan minta maaf sama keponakan saya itu. Mana bisa kita menyamakan level pengajar dan yang diajar, toh?

Kok bisa saya memaksakan inginnya saya agar dia langsung bisa? Jahat sekali kalau dilikir ulang. Ibarat meminta ikan untuk memanjat, seperti perumpamaan yang pernah saya tonton.

Andai saya mampu melihatnya seperti kepercayaan saya tentang fitrah tadi. Oh, bukan. Andai saat itu saya sudah baca artikel-artikel parenting. Andai oh andai...

Saya merasa bahwa dia itu susah diajari. Mungkin karena dia kurang aktif? Begitu pikirku. Padahal kalo dengar kata gurunya di sekolah, dia bukan anak yang introvert atau pendiam. Justeru sangat aktif hingga bernyali menjahili dan berantem di sekolah.

Entah kenapa kalau di rumah, sikapnya itu 180 derajat berbeda dari cerita para guru itu. Hmmm... Apa yang salah?

Saya coba dekati dengan buku-buku cerita. Awalnya tertarik. Tapi pada akhirnya malah berujung dengan saya yang marah karena buku-buku itu kemudian bergeletakan tak diurus. Huhuhu...

Kok ya diajarkan begitu saja ga ngerti? Begitu saja terus pikirku saat itu.

Seandainya (lagi) aku lebih sabar dan mau belajar serta mencari tau. Mungkin aku sudah mulai menerapkan metode observasi mendalam padanya. Mencatat segala tingkahnya sebagai bahan portofolio untuk pertimbangan metode yang akan kucobakan kembali. Terus-menerus melakukannya hingga akhirnya menemukan cara yang ia nyaman dalam menerima pembelajaran.

Nyatanya aku belum sampai ke tahap itu dulu. Maaf ya, Boy. Semiga kamu bisa mendapat pembelajaran yang lebih baik lagi dengan orang yang lebih baik.

***

Well, selain menghabiskan waktu mengobservasi tingkah laku dan polah anak, kita juga bisa melakukan serangkaian tes. Sebut saja tes IQ yang sering kita dengar.

Sering dengar kan???
Walaupun aku sendiri belum pernah ikut tes itu. Hehhee...

Nah, dibanding tes IQ yang notabenenya berupa saduran dari luar negeri, alangkah baiknya kita mengikuti tes yang sesuai dengan lingkungan bertumbuhnya anak kita.

Ada sebuah tes kognitif yang sudah berdasarkan standar untuk anak yang bertumbuh di lingkungan Indonesia. Namanya AJT Cog Test.


Apakah AJT CogTest itu? 

AJT CogTest ini adalah sebuah produk jasa yang memfasilitasi tes kognitif pada anak usia 5 - 18 tahun. Ditawarkan oleh satu-satunya perusahaan tes kognitif Indonesia, yaitu PT. Melintas Cakrawala Indonesia.

Hadirnya Tes Konitif pertama khusu untuk anak Indonesia ini adalah buah dari penelitian mendalam selama 4 tahun. Sampelnya adalah 5000 siswa dari 6 provinsi di Pulau Jawa.


Penelitian ini melibatkan Fakultas Psikologi UGM, Kevin McGrew selaku konsultan proyek, serta ahli dari teori CHC (Cattell – Horn – Carroll) dan Co-author Woodcock-Johnson III & IV. 

Bayangkan bahwa ini adalah tes kognitif pertama dan satu-satunya dengan latar belakang budaya Indonesia loooh... Bukan kaleng-kaleng bahkan melibatkan banyak ahli dibidangnya. AJT CogTest ini pun sudah diujicobakan pada 10 sekokah ternama se-Jabodetabek.

Hasil AJT CogTest ini memproyeksikan 8 kecerdasan anak. Sehingga kita sebagai orang tua bisa dengan mudah memetakan mana kelemahan dan mana kelebihan anak. Sehingga dapat kita optimalkan metode dan gaya belajarnya.


Paket Tes Kognitif AJT

Ada 2 paket AJT CogTest:
  1. AJT CogTest Full Scale. Mengidentifikasi 8 kemampuan kognitif lengkap yang menampilkan profil lengkap kekuatan dan kebutuhan belajar anak.
  2. AJT CogTest Comprehensive. Diperuntukkan ketika seorang anak memerlukan data lebih terperinci untuk dianalisis, psikolog akan merekomendasikan tambahan tes.



Nah, Tes Kognitif AJT ini pas kalau mau diikuti menurutku, karena karakteristik dan bahasanya dibuat berdasarkan budaya kehidupan di Indonesia. Ini poin penting. Setidaknya sudah meminimalisir perbedaan latar dari segi soal tes IQ yang menggunakan latar budaya barat.

Dari hasil #AJTCogTest ini bisa tampak data tentang potensi yang paling menonjol pada anak, tentang perkembangannya, dll. Sehingga kita bisa mudah menentukan langkah selanjutnya dalam mengajari anak kita tadi. Kita bisa lebih maksimal dalam mengarahkannya sesuai minat dan bakat anak itu sendiri.

AJT CogTest membantu orang tua dan guru untuk lebih memahami kemampuan unik belajar anak Indonesia.


Info lebih lanjut tentang #TesKognitifAJT ini bisa melalui:




Yuk, Kenali Potensi Anak!
  1. Semoga Faraz menjadi anak yang soleh dan bermanfaat... Aamiinn...

    ReplyDelete
  2. siiip info yang penting banget untuk mengarahkan anak pada potensi yang mereka miliki

    ReplyDelete