Selamat pagi, hari ini saya akan posting sebuah puisi.
Puisi ini tersimpan dalam draft sejak beberapa waktu yang lalu :)
PELITA
Hati- hati meletakan susunan batu
Agar menjadi indah
Agar tak melukai
Atau bahkan menyakiti
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Agar menjadi indah
Agar tak melukai
Atau bahkan menyakiti
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Kau tahu bagaimana susunan yg indah?
Yang tak melukai
Yang tak menyakiti
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Yang tak melukai
Yang tak menyakiti
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Hati- hati menjaga sang pelita
Agar selalu bersinar
Agar tak redup
Atau bahkan mati
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Agar selalu bersinar
Agar tak redup
Atau bahkan mati
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Kau tahu bagaimana pelita yang yang bersinar?
Yang tak redup
Yang tak mati
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Yang tak redup
Yang tak mati
Karena bercermin pada bekas paku di papan kayu
Karena papan kayu berbekas paku tak jadi indah lagi
Karena susunan batu yang melukai, tak indah lagi
Dan pelita yang mati, tak bersinar lagi
Karena susunan batu yang melukai, tak indah lagi
Dan pelita yang mati, tak bersinar lagi
(Bandung, 22 Agustus 2014; 19:46 wib)