Masih dari Bandung, berita hangat keriuhan Peringatan 60 tahun Konperensi Asia Afrika 2015 atau disebut juga Asian African Conference Commemoration Indonesia 2015.
Ada banyak rangkaian acara (Side Events) kegiatan ini selain agenda utama yang diselenggarakan di Ibu kota negara Indonesia ini. Kota Bandung sendiri tak ketinggalan, sebagai Ibu kota negara- negara Asia Afrika, ada banyak kegiatan diselenggarakan di kota bersejarah ini.
Kemarin (Jum'at, 24 April 2015), adalah hari puncak kegiatan KAA tahun ini.
Dilaksanakan di Bandung dengan agenda pembacaan deklarasi hasil konperensi dan napak tilas Bandung walk dari hotel Savoy Homann menuju gedung Merdeka.
Napak tilas ini diikuti oleh kepala negara Asia- Afrika dan untuk itu para petinggi ini dijadwalkan akan tiba di kota Bandung pagi hari dan melalui jalur darat maupun udara. Masyarakat disilakan untuk menyambut kedatangan mereka.
Salah satu teman saya yang merupakan relawan rangkaian acara peringatan KAA ini, yakni relawan BURMA dari pemkot Bandung mengajak saya untuk ikut menyambut kedatangan para tamu negara ini di ruas jalan sesuai rute yang diinfokan. Salah satunya jalan Merdeka. Namun, karena beberapa alasan, kami tidak bisa bertemu sesuai janji waktu yang ditentukan.
Di sana, saya bergabung dengan teman saya, Bomans, Fauzi, dkk.
Kami bersama- sama mengikuti rangkaian penyambutan alias dadah- dadahan kepada tamu- tamu yang melintasi ruas jalan ini Seru sekali bergabung dengan anak- anak sekolah serta para guru mereka; terkenang dulu pun demikian saya lakukan.
Kakak- kakak yang jaga saya hari ini. Dapat saudara baru, satu keluarga, satu Indonesia |
Keluarga dari Indonesia bagian Timur, Flores^^ |
Dalam beberapa kesempatan kami berbincang dengan bapak TNI yang bertugas mengamankan rute perlintasan para tamu. Salah satu kakakku dari Flores ini nampak berbincang akrab dengan salah satu bapak TNI, menceritakan pengalaman bapak tersebut yang pernah dinas di perbatasan negara.
Sementara, Bomans asyik dengan kameranya membidik kesana- kemari, walhasil kami menjadi model tetapnya hari ini (...hari kemarin dan juga hari besok lagi.. hahhha). Saya juga berbincang tentang banyak hal dengan teman lainnya. Pada kesempatan ini, sembari menunggu tamu lainnya melintas, saya bercakap dengan Bang Edo dan juga Bomans yang telah selesai membidik objeknya.
Topik kami adalah tentang ruang publik. Saya berbagi tentang opini tamu luar dari Uzbekistan yang sempat saya temui pada saat konperensi pemuda asia afrika beberapa hari sebelumnya. Kami sepakat tentang pentingnya menjaga kenyamanan ruang publik di Indonesia.
Bersama adik- adik SMP kota Bandung. |
Lalu kami beralih melihat anak- anak sekolah yang memegang bendera nasional bangsa. Komentar tentang rasa nasionalisme, tentang rasa cinta tanah air serta berbagi pengalaman Bang Edo yang menceritakan bahwa pada saat tugas pengabdian masyarakat- nya dahulu, banyak anak sekolah tak hapal lagu- lagu daerah. Dan kami sepakat tentang pentingnya hal itu, tentang muatan lokal yang harus dijaga dan dikenalkan pada anak- anak untuk memupuk rasa cinta tanah airnya. Tentang penghormatan pada bendera layaknya masa kecil kami dulu, namun bukan berarti mengagungkannya melainkan menghormati perjuangan mendapatkan kebebasan mengibarkannya di tanah merdeka seperti sekarang ini.
Terima kasih, bapak TNI telah menjaga keamanan Indonesia |
Kepala negara Viet Nam |
Tak lama kemudian beberapa kepala negara melintas, salah satunya dari negara Viet Nam.
Seperti menjadi duta negara, saya senang sekali melambaikan tangan, merekahkan senyum pada mereka yang di dalam kuda besi itu. Menunjukkan bangganya saya menjadi warga negara Indonesia ini.
Edisi dadah- dadahan di pinggir jalan. Seru! ^^ |
Tak lama kemudian, bapak Presiden Republik Indonesia dengan kuda besinya bernomor kendaraan RI 1 melintas, diiringi pasukan pengamanan dan beberapa bus delegasi mengekor di belakangnya.
Kami berenam, melongok dari bahu jalan dan melambaikan tangan serta bendera. Saya mendapat bendera itu pada saat melintas di depan salah satu guru kordinator di sana. Saya bertanya apa mungkin saya boleh memiliki salah satu bendera, dan pak guru itu memberi saya sebuah bendera nasional bangsa Indonesia. Senang sekali saya melambai- lambaikan bendera plastik itu kala tetamu melintas di depan kami.
Pak Presiden Indonesia dan iringan satuan pengamanannya |
Sarapan? Hayoo lah kita ngopi- ngopi dulu. Padahal aku minum Energen doang LOL |
Setelah hampir semua telah melintas (dari info bapak TNI yang bertugas), kami duduk- duduk di pinggir jalan dan minum kopi bersama. Info yang kami dapat adalah jalanan ditutup, sementara Fauzi harus pergi sholat Jum'at. Akhirnya kami menuju jalan Braga melalui taman Balai Kota Bandung. Di perjalanan menuju taman itu, kami berpose satu- persatu dengan atribut yang ada di sepanjang jalan Merdeka itu^^ Inilah kami...
Kiri ke kanan: Edo, Dedi, Fauzi, Bomans, Pian. |
Di taman balai kota ini, kami mendapat teman baru. Bang Tony dari Riau, yang merupakan relawan BURMA dalam rangkaian acara peringatan KAA ini. Bang Tony bilang mau ada agenda kumpul sore ini, itulah sebabnya ia ada di Bandung. Kedua teman kami lainnya berasal dari luar negeri. Yang paling kanan pada poto di bawah ini, berasal dari Brazil, namanya adalah Gustavo. Dia cakap berbahasa Indonesia, sudah 3 bulan kuliah di UGM sebagai mahasiswa pertukaran di jurusan HI. Yang di depan ini, berbaju biru muda berasal dari Chili, namanya Gonzalo. Gonzalo menggunakan bahasa Inggris untuk becakap- cakap. Ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang ia pahami, namun ia lebih leluasa berbahasa Inggris.
Kiri ke kanan: Tony, Edo, Dedi, Pian, aku, Fauzi, Gustavoz, Gonzalo (depan) |
Bomans bercakap dengan Gustavo, dan
Gonzalo bercakap dengan fauzi, Pian, Bang dedi, Bang Edo, Bang Tony dan
aku. Gonzalo menceritakan betapa senangnya ia mengikuti acara pemecahan
rekor dunia; 20.000 orang bermain angklung. Dia salah satu peserta
pemain angklung tersebut. Ia menceritakan betapa kagumnya ia dengan
budaya Indonesia, dan dia terpana dengan jumlah populasi penduduk
Indonesia. Katanya, bahkan para peserta pemain angklung kemarin itu
sudah hampir 7x lipat populasi Chili yang hanya 3000 jiwa.
Gonzalo
tertarik menanyakan bahasa lokal kami, tentu saja kami berenam memiliki
bahasa lokal yang sama sekali berbeda satu sama lain. Walaupun ku
katakan tadi bahwa Bomans, Edo, Pian, dan Dedi sama- sama berasal dari
Flores, tapi bahasanya berbeda. Edo, Pian dan Dedi tinggal di satu
kabupaten yang sama, namun bahasa lokal mereka berbeda jua. Gonzalo
terkesima, mengagumi bahwa kami semua mampu berbahasa Indonesia dan
mengerti satu sama lain. Dari banyaknya bahasa lokal, bahasa Indonesia
menjadi alat pemersatu kami dari tiap bagian Indonesia lainnya.
Mendengarkan
Gonzalo, warga negara Chili, yang belajar filsafat dan hubungan
internasional mengagumi kami yang berbicara menggunakan bahasa Indonesia
kepada satu sama lain dan mengerti serta dapat mengkomunikasikannya
dengan baik sebagai alat pemersatu, membuat saya tersentak. Betapa hal kecil yang mungkin
dianggap remeh bagi WNI kebanyakan ini adalah salah satu alat pemupuk
rasa nasionalisme disamping elemen muatan lokal yang kami bicarakan
sebelumnya tadi-- sebelum bertemu dengan mereka berdua ini tadi.
Bemo berbahan bakar gas |
Dalam hati aku tersanjung, sedikit terharu atas kejujurannya menyampaikan pendapatnya, namun terhenyak di saat yang sama.
Betapa tidak, masih ada banyak orang yang hidup dalam kotak mereka masing- masing dan itu semakin terasa. Lalu terbersit pertanyaan dan doa dalam hati;
"Apakah ini teguran untuk kami masyarakat yang mulai mengotak- kotakkan diri?"
"Semoga tak semua fokus pada perbedaan yang ada melainkan fokus pada alat yang ada agar dapat melihat sesuatu di luar kotak masing- masing layaknya pandangan Gonzalo ini."
Terakhir Gonzalo berkata bahwa kami beruntung dan patut bangga menjadi bangsa Indonesia.
Tentu saja!!!
Tapi, saya pribadi, mendengarnya bercakap demikian, menjadi semakin bangga.
Saaaangat bangga!
Dia juga katakan bahwa momentum peringatan ini, kita mengingat sejarah, mengingat bagaimana kita bisa melewati kendala dengan bersatu-- bersama.
Oh, Teman.
Terima kasih pada tuhan kita dipertemukan.
Tentu Allah punya agen terbaik dalam kehidupan ini.
Lihat, belajar banyak sekali hari ini dari kegiatan dadah- dadahan LOL
Mendapat teman, keluarga baru-- Mendapat pembelajaran baru. Alhamdulillah.
Photographer as always XD Potonya jarang muncul, karena kerjanya motoin orang ahhaha |
Ma bro yang pake kacamata ini berbakat jadi photo model nampaknya^^ |
Akhirnya, setelah bercakap- cakap dan mendekati waktunya Fauzi berangkat ke Masjid terdekat untuk jum'atan. Kami berpisah dengan Gonzalo dan Gustavo.
Setelah Fauzi sholat Jum'at, kami makan siang bersama dan sepanjang jalan pulang, photographer berkarya hahhaa...
Inilah hasilnya^^
*walau tak menyaksikan historical walk secara langsung, saya merasakan sejarahnya
Terima kasih sudah membaca.
Semoga menginspirasi.
Last pose, mari pulaaang! |
Sayang saya ngga pergi pas acara ini, saya cuma ikut main angklung aja :')
ReplyDeleteEmang ya rasanya terharu dan bangga Indonesia ini bisa selalu jadi tuan rumah konferensi Asia-Afrika, dan kita memang harus menjaganya :D
Salam kenal, kak :D
Salam kenal juga, Safira :-)
DeleteIya itu yang hari sebelumnya yah^^ Ini teman kita yang dari Chili ini juga ikut pas acara main angklungnya^^
Iya, Alhamdulillah ya.
Senang ternyata masih banyak yang bangga sebagai Indonesian
Mari kita terus berkarya ya ;)
Kayaknya seru ya acara ini. Jadi kenal banyak orang baru dan nambah teman baru. Sayangnya saya ga di bandung, huhuhu.
ReplyDeleteIya, Wardah. Alhamdulillah banyak pengalaman jadinya^^
DeleteEmang lokasi dimana sekarang?
Hayolah main- main ke Bandung :)
Bhinekka tunggal ika...
ReplyDeleteIndonesia tanah air beta,
DeletePusaka abadi nan jaya
Indonesia ejak dulu kala, slalu dipuja- puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan Bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
Torang Semua Basudara. hehehe
ReplyDeleteTabek, kak ...
Deletehahhaa
Terima kasih buat teman- teman yang sudah mampir membaca dan meniggalkan jejaknya :)
ReplyDeleteSilakan dibagikan ke akun sosmed lainnya, semoga mungkin menginspirasi dan kembali menyatukan kita semua :)
waah saya baru liat ini,,keren sekali
ReplyDeleteWaah, untung masih kebaca ya, Pian ^^
Delete