Selamat datang, Desember!
Aku deg-degan.
Hari ini tanggal 1 Desember, hari Jum'at dan libur.
Kalau biasanya pagi-pagi ibu sudah pamit berangkat ngajar, hari ini tidak.
Beliau memanggil kami untuk sarapan kue gunjing buatannya. Pada tau kue gunjing ga?
Mirip apem teksturnya tapi rasanya berbeda. Khas tanah kelahiranku, tanah penghasil kopi arabika, Semendo. Pernah coba kopinya? Biasanya aku bawa ini sebagai oleh-oleh untuk teman atau guruku di tanah Jawa sana.
Kami penikmat kopi memang.
Ups! Terlalu jauh melebar ke kopi. Kita bahas dulu kue gunjing tadi.
Yup!
Kue gunjing buatan ibuku memang juara.
Lembut, manis, gemuk (kelapa). Enaklah jadi teman teh!
![]() |
Kue gunjing buatan ibuku |
Kue buatan ibuku sudah berinovasi dari segi tampilannya.
Kalian tau kue pukis? atau kue cubit yang bentuknya setengah lingkaran itu?
Nah, bentuk kue gunjing yang asli sama persis seperti itu. Cetakannya sama menurutku, hanya sedikit lebih besar. Buatan ibuku pagi ini berbeda. Beberapa hari sebelumnya ibu beli cetakan baru. Bentuknya beragam. Ada bentuk hati, bintang, bunga, segitiga, dan segi lima. Menarik kan?
Lumayan quality time selain hari Minggu.
Kutebak jalanan ke Puncak dan ke Lembang padat merayap hari ini..
Pemandangan jalan yang padat ke atas sana biasa tersaji saat kami keluar beli sesuatu untuk sarapan dulu. Harpitnas alias Hari Kejepit Nasional katanya. Libur Jum'at berarti hitungannya 3 hari hingga Minggu. Tentu banyak yang tak mau menyiakannya toh? Hatiku tiba-tiba mengingat kota kembang.
Oh, Desember!
Hari libur ini ibu sudah punya agenda yang direncanakan sejak kemarin sore.
hendak ke pasar katanya kemarin. Putri, adikku akan ikut.
Aku? Tinggal.
Karena memang menurut ibu aku baiknya tak banyak bepergian (lagi). Walaupun terkadang aku merayu-rayu untuk dibolehkan pergi, kali ini tidak. Ke pasar mengajakku bukan ide yang bagus. Bisa dibayangkan aku hanya akan duduk menunggu di mobil dan itu membosankan. Jangan harap aku bisa membantu angkat-angkat. Walaupun aku mau, tentu tak dibolehkan. 😂
Lagi pula pasarnya dekat saja.
Kalau ke Palembang aku mau. Sekalian main. Ehehheehhee...
( Baca: Hamil 37 weeks Pergi Main Ke Palembang )
Akhirnya aku tinggal sementara Ayah, Ibu, dan Putri pergi ke pasar.
Setelah sarapan kue gunjing dan minum teh hangat aku melihat sekeliling.
Apa yang bisa aku lakukan?
Mulai dengan membereskan meja sisa sarapan tadi lalu mengelapnya.
Hendak kucuci piring kotor, ada nenekku yang melarang.
Well, ini yang dinamakan perlakuan istimewa selama hamil.
Terkadang aku senyum-senyum sendiri, tapi tak menyiakan kesempatan juga.
Aku cuma membantu hal-hal kecil yang menurut mereka wajar saja. Atau asyik menyiapkan perlengkapan baby.
( Baca: Menyiapkan Perlengkapan Bayi )
Kata teman-teman yang sudah berpengalaman: Nikmati saja.
Nanti setelahnya akan banyak waktu terjaga dan sibuk dengan berbagai pekerjaan.
Sekarang saatnya santai simpan tenaga untuk persalinan. Begitu kata beberapa temanku.
Okelah!
Kita nikmati dulu masa ini. Siapa tahu sebentar lagi akan rindu dengan perlakuan istimewa ini.
Setelah membantu beres-beres ringan, aku keluar rumah dan berjalan-jalan di jalan aspal.
Lumayan terapi kaki dan katanya memang baiknya jadi agenda rutin.
Sayang, aku kadang terlewat momen pagi yang sejuk seperti hari ini dan lebih memilih exercise menggunakan bola senam. Mudah dan menyenangkan.
Kuambil bolanya, sambil duduk mengetik dan melakukan gerakan senam hamil.
Aku bisa berolah raga sambil menulis deh!
( Baca: Menulis Sebagai Terapi )
Setelah 15 menit berjalan mondar-mandir di depan rumah, aku kembali ke kamar dan membereskannya. Selesai satu bagian!
Oh, sudah Desember!
Aku deg-degan.
Menurut dokter, tanggal 19 atau 20 bulan ini adalah HPL-ku.
Tapi tak menutup kemungkinan lebih cepat dan sebaliknya. Bu dokterku bilang, kalaupun baby mau keluar sekarang tak apa. Sudah cukup bulan katanya. Ditambah lagi, berat badan baby sudah hampir 'kegedean'. Keluar sekarang ya bagus, begitu katanya.
Aku sih berdoa agar baby sehat, persalinan lancar dan selamat.
Kapanpun itu, aku akan menunggu dengan usaha-usaha juga pastinya agar baby mudah keluar.
Contohnya exercise mudah tadi. Mau lebih cepat atau lebih lambat, kuserahkan padaNYA.
Aku deg-degan.
Karena ini pengalaman pertama juga.
Beberapa hari yang lalu ibu bertanya, "Sudah ngeraso sakit, Ci?"
Aku cengar-cengir sambil jawab,"Sakit yang kayak mano? Kalo pas tidur ya sakit ngadep kanan atau kiri. Hehehhe..."
Itu memang jawaban jujurku.
Aku bingung karena memang tak tahu sensasi sakit yang dimaksud.
Pernah kubaca-baca, katanya seperti mulas mau BAB. Ada lagi yang menuliskan rasanya seperti nyeri haid yang superrrrrr nyeri. Ada kiasan yang bilang: seperti putus urat 1000. Hiyyyyy!!!
Aku deg-degan tapi tak sabar juga ingin bertemu baby, kadoku.
Yang kurasakan mungkin bukan sakit.
Menurutku itu LINU.
Apa itu yang dimaksud??? Hahahaha...
I have no idea!
Bagian ini juga akan sebisa mungkin kunikmati saja.
Mana tahu nanti akan segera rindu rasanya linu itu.
Setelah ke pasar dan memasak menu untuk makan siang, Ibu, Ayah, dan Nenek berencana pergi ke Inderalaya. Hendak melihat rumahnya yang selesai dikontrak. Mau dibersihkan, kata Ayah.
Aku tinggal di rumah bersama Putri dan Arif, keponakanku.
Sembari menata hati yang penuh suka cita
Ah, aku mau melihat lagi isi hospital bag!
Barangkali ada yang belum kumasukkan.
FYI, hospital bag ini sudah disiapkan ibuku sejak bulan Oktober lalu.
Alasannya karena aku sering bepergian. Jadi, tas itu selalu dibawa kemana-mana.
Termasuk saat aku pergi ke acara blog di Palembang kemarin. Hehehe...
Di kamar tempat tas itu disimpan, aku mulai mencocokan kembali isi dan daftar barang bawaan.
Ada yang kurang! Aku belum memasukkan toiletries dan kaos kaki.
Baju suami juga belum masuk.
Aku pun mulai sibuk menyortir dan menyusun lagi.
Kegiatan seperti ini, yang ringan tapi bisa membuatku fokus dan sibuk sendiri menjadi hiburan juga loh. Kadang rasanya jenuh cuma diam di rumah saja. Maklum, jiwa petualang! LOL
Aku membereskan tas itu dan juga memilah baju-baju baby yang belum kucuci.
Tak terasa hari sudah siang. Arif sudah pulang dari masjid.
Ternyata sudah jam setengah satu.
Pantas juga kurasa lapar.
Aih, Desember!
Aku jadi salah tingkah.
Aku deg-degan dan cari-cari kesibukan.
Lucunya suasana hati ini 💦💦💦
Pasti benar nanti akan kurindukan suasana dan sensasinya.
Halo, Desember!
Kunanti kado terindahMU!
#MaternityLog