Cara Cerdas Memilih Asuransi Jiwa
Halo, Teman- teman!
Saya mau bahas tentang Asurasi Jiwa nih. Pembahasan kali ini nggak akan berat karena saya hanya akan berbagi cerita seperti biasa yaaa...
Waktu itu saya masih kecil. Ada cerita pahit tentang asuransi jiwa yang pernah diikuti oleh orang tuaku. Kata ibu, jaman itu asuransi jiwa belum sepopuler sekarang. Terlebih lagi tak banyak informasi penting tentang asuransi yang dijelaskan pada penggunanya.
"Ah, sudahlah asuransi jiwa tuh bikin rugi. Sudah lama bayar tanpa bolong- bolong, eh tiba-tiba hilang," begitu komentar ibuku waktu itu.
Hmmm...
Ada sedikit luka ternyata.
Usut punya usut, ternyata ayahku dulu sudah 'melek' pentingnya asuransi jiwa.
Sehingga ia pun mengikutsertakan ibu dan aku dalam daftar jiwa yang diasuransikan.
Tiga jiwa terdaftar saat itu dan ayah selalu tepat waktu membayar apa yang menjadi tugasnya.
Sayangnya, perusahaan asuransi itu mungkin mengalami kebangkrutan.
Entah apa alasannya! Bisa jadi karena tak banyak peserta asuransinya sehingga mereka pun tutup buku, atau memang merupakan pihak tak bertanggung jawab. Wallahu'alam.
Aku masih kecil saat itu dan tidak terlalu paham apa yang terjadi.
Pun saat ini, sebenarnya aku acuh tak acuh pada produk- produk asuransi.
Mungkin ada rasa trauma dari cerita pahit tadi, ditambah juga belum terlalu memahami pentingnya asuransi ini. Terutama asuransi jiwa.
Walaupun demikian, orang tuaku yang kebetulan adalah pegawai pemerintah tetap menggunakan produk asuransi yang diwajibkan, yaitu produk asuransi kesehatan disamping produk asuransi jiwa yang tetap diikutinya.
Setelah pengalaman pahit tentang asuransi yang hilang dulu, kami pernah merasakan manfaat asuransi juga loh. Hal itu sedikit mengubah sudut pandangku tentang asuransi jiwa.
Saat aku kelas 2 SMA, keluarga kami mendapat ujian dari yang maha kuasa.
Ayah mengalami kecelakaan bermotor. Suatu hal yang tak pernah kami bayangkan.
Bagiku, ayah itu jago banget berkendara (dalam hal ini motor). Saat itu aku ujub ternyata; lupa bahwa ada yang maha mengatur. Astaghfirullah.
Tapi, pandangan tentang hebatnya ayahku berkendara itu lantaran aku tahu ayah sudah berpengalaman sejak ia masih bujangan hingga saat itu. Kami belum punya kendaraan lain selain motor. Bayangkan! Kemana- mana naik motor!
Dari aku masih balita belum sekolah, kata ibuku aku ikut ayah masuk hutan dengan motornya.
Keadaan hujan dan gelap karena malam. Ayahku adalah penyuluh kehutanan yang selalu datang ke desa- desa yang ia bimbing.
Belum lagi pengalaman kami 3 beradik (saat itu si bungsu belum terlalu besar untuk ikut berkendara) yang selalu ikut ayah di atas motornya. Ke Palembang yang butuh 2 jam dari kampung kami bahkan ke Semendo (tanah kelahiranku) yang butuh sekitar 6 jam perjalanan kami lakukan dengan motor.
Di benakku, ayahku keren sekali dalam hal berkendara itu.
Yaaaah,
Kecelakaan ayah ketika itu membuat kami sangat terpukul.
Kakinya harus dioperasi dan butuh waktu yang lama untuk proses pemulihannya.
Tahun berikutnya pun kami harus mengantar ayah ke ruang operasi kembali untuk melepas besi yang membantu tulangnya tersambung kembali.
Biaya yang dikeluarkan tentu saja tak sedikit.
Asuransi yang diikuti beliau inilah yang cukup membantu kami saat itu.
Di sana, titik balik pandanganku tentang asuransi dimulai.
PENTINGNYA ASURANSI
Mengingat ujian yang pernah kami alami lalu membuatku sadar akan pentingnya asuransi.
Asuransi Jiwa menjadi salah satu produk yang menjadi pertimbanganku setelah belajar dari pengalaman. Ya, kita perlu asuransi kesehatan. Syukurlah, sebagai pegawai negara namaku masuk daftar nama peserta asuransi kesehatan yang dibebankan pada penghasilan bulanan orang tuaku. Begitu pula dengan adikku yang kedua.
Namun, setelah aku selesai kuliah, namaku pun digantikan dengan adikku yang ketiga.
Sudah beres tunjangan yang diberikan untukku berikut asuransinya. Memang begitu peraturannya.
Aku pun mulai melirik produk asuransi yang akan kuikuti secara pribadi.
"Ini penting!"Sesuai namanya, Asuransi Jiwa adalah sebuah produk jaminan untuk jiwa/ hidup seseorang.
Setidaknya begitu pemahamanku sebagai awam. Dengan penjelasan dari sales asuransi juga berbekal informasi dari mesin pencarian, aku pun memahami dasar tentang asuransi jiwa ini.
Singkatnya, Asuransi Jiwa merupakan sebuah perjanjian kontrak antara kita selaku peserta (pemegang polis) dengan perusahaan asuransi yang kita pilih (penanggung) untuk jaminan keselamatan jiwa peserta, dalam hal ini resiko kematian. Dalam kontrak tersebut, pemegang polis diwajibkan membayar sejumlah uang (yang disebut premi) dengan besaran tertentu, tergantung jenis asuransi yang dipilih. Jadi, Asuransi Jiwa memiliki kewajiban untuk menanggung segala kerugian finansial jika pemegang polis meninggal dunia.
Hal ini merupakan bentuk antisipasi yang ditimbang oleh peserta asuransi, untuk meringankan keluarga yang mungkin akan ditinggalkannya nanti. Kurang lebih begitu kebanyakan pertimbangannya.
Bagaimana?
Sudah mulai mendapat pandangan tentang pentingnya asuransi jiwa?
JENIS- JENIS ASURANSI JIWA
Ada beberapa jenis asuransi jiwa yang sebaiknya kita ketahui.
Seperti cerita saya sebelumnya yang acuh tak acuh tentang asuransi, kemudian sadar pentingnya asuransi, saya pun mencari tahu tentang segala hal terkait asuransi. Hal ini penting agar kita bisa menentukan, jenis asuransi jiwa mana yang sebaiknya kita pilih.
Beragam sumber membuat saya memiliki sedikit gambaran tentang jenis asuransi jiwa.
Dari artikel Mbak +Ardiba Sefrienda saya mendapat insight tentang jenis asuransi jiwa ini. Rekan saya ini memang lebih melek soal financial dibanding saya. Sila intip blognya yang membahas seluk beluk finansial kalo ingin tahu lebih banyak.
Selain dari tulisan beliau, saya mencoba membaca beragam literatur lainnya. Kurang lebih terangkum 4 jenis asuransi jiwa yang perlu kita ketahui.
- Term Life Insurance (Asuransi Jiwa Berjangka)
- Whole Life Insurance (Asuransi Jiwa Seumur Hidup)
- Endowment Insurance (Asuransi Jiwa Dwiguna)
- Unit Link Insurance (Asuransi Jiwa Unit Link)
Jenis asuransi jiwa nomor 1- 3 tergolong jenis asuransi tradisional (ekonomi.kompas.com).
Sedangkan asuransi jiwa nomor 4 tergolong jenis asuransi non tradisional.
Dari pengelompokannya ini, terbayang tingkat 'kerumitan; asuransinya. Secara mudahnya berikut penjelasan ala Alma Wahdie.
Asuransi Jiwa Berjangka
Ada jangka waktu tertentu yang menjadi batasan jaminan jiwa dalam jenis asuransi ini.
Misalnya seperti asuransi jiwa yang termasuk dalam pembelian tiket pesawat, kereta api, atau beberapa bus antar kota yang menyediakan. Misalnya saja, asuransi jiwa yang termasuk dalam pembelian tiket pesawat kita untuk tujuan Palembang- Bandung. Dalam hal ini, kita akan menempuh perjalanan dengan moda pesawat dalam waktu kurang lebih satu jam. Ada jaminan jiwa jika terjadi resiko saat perjalanan kita menggunakan jasa penerbangan itu. Namun, jika tidak terjadi resiko meninggal, maka jaminan asuransi jiwa pun berakhir. Asuransi hangus atau tidak ada pengembalian dana.
Intinya ada jangka waktu tertentu. Bisa untuk masa 10 tahun, 20 tahun, sesuai dengan kontrak yang disetujui bersama antara pemegang polis dan perusahaan asuransi penanggung.
Asuransi ini biasanya memiliki premi atau besaran uang setoran yang tidak terlalu menguras kantong, dan nilai pertanggungjawabannya masih cukup besar. Namun, peserta asuransi atau pemegang polis tidak mendapat apa-apa jika tidak terjadi resiko meninggal dalam jangka waktu tersebut. Jadi semua hangus.
Besaran premi untuk jenis asuransi ini tentu sedikit lebih mahal daripada asuransi berjangka. Karena menurut survey, angka harapan hidup seseorang berkisar di umur 65 - 70 tahun. Artinya, perusahaan asuransi sebagai penanggung beresiko berkemungkinan besar membayarkan klaim resiko meninggal dunia para pesertanya. Itulah alasan besaran premi menjadi lebih mahal.
Ada dua fungsi yang ditawarkan oleh asuransi jenis ini. Yaitu bersifat asuransi berjangka juga sebagai tabungan (memiliki nilai tunai). Biaya premi lebih mahal lagi dibanding asuransi seumur hidup.
Selain ada nilai tabungannya, yaitu bisa diambil sejumlah dana jika tidak terjadi resiko, jenis asuransi ini juga dapat diklaim secara berkesinambungan. Misalnya 3 tahun sekali kita bisa mengajukan klaim untuk penggunaan dana. Jenis asuransi ini populer sebelum akhirnya muncul jenis asuransi non tradisional yaitu asuransi unit link.
Jenis asuransi ini disebut juga asuransi 2 kantong. Memiliki fungsi proteksi atau jaminan juga sebagai bentuk investasi. Dana premi yang dibayarkan bernilai besar. Nantinya dana tersebut dibagi dua. Sebagian untuk dana jaminan jiwa dan sebagian lagi ditempatkan pada reksa dana dalam bentuk unit link. Asuransi ini lebih menitik beratkan pada unit link atau investasi yang dikelola. Sementara nilai jaminan proteksinya tidak sebesar ketiga jenis asuransi sebelumnya.
Nah, setelah tahu jenis- jenis asuransi jiwa ini, kita dapat menentukan mana yang lebih tepat untuk kita beli jaminan proteksinya. Jangan lupa untuk mempertimbangkan kebutuhan, anggaran, dan tujuan asuransi kita ini yaaa...
Sebagai pemegang polis, kita harus betul- betul cerdas berasuransi. Memilih asuransi yang sesuai dengan situasi dan kondisi pribadi serta menyerap banyak informasi terkait jenis asuransi yang akan kita beli menjadi cara cerdas memilih asuransi jiwa.Asuransi Jiwa Seumur Hidup
Jenis asuransi ini sesuai namanya. Pembayaran premi dilakukan dengan jangka waktu proteksi yang panjang mencapai 99 tahun. Jenis asuransi jiwa ini merupakan penyempurnaan dari asuransi jiwa berjangka. Ada nilai tabungan yang terselip di dalam kontraknya. Jadi, ketika tidak terjadi resiko meninggal dunia atau peserta masih sehat wal afiat setelah habis masa proteksi, ada nilai tunai yang diberikan.Besaran premi untuk jenis asuransi ini tentu sedikit lebih mahal daripada asuransi berjangka. Karena menurut survey, angka harapan hidup seseorang berkisar di umur 65 - 70 tahun. Artinya, perusahaan asuransi sebagai penanggung beresiko berkemungkinan besar membayarkan klaim resiko meninggal dunia para pesertanya. Itulah alasan besaran premi menjadi lebih mahal.
Asuransi Jiwa Dwiguna
Ada dua fungsi yang ditawarkan oleh asuransi jenis ini. Yaitu bersifat asuransi berjangka juga sebagai tabungan (memiliki nilai tunai). Biaya premi lebih mahal lagi dibanding asuransi seumur hidup.
Selain ada nilai tabungannya, yaitu bisa diambil sejumlah dana jika tidak terjadi resiko, jenis asuransi ini juga dapat diklaim secara berkesinambungan. Misalnya 3 tahun sekali kita bisa mengajukan klaim untuk penggunaan dana. Jenis asuransi ini populer sebelum akhirnya muncul jenis asuransi non tradisional yaitu asuransi unit link.
Asuransi Unit Link
Jenis asuransi ini disebut juga asuransi 2 kantong. Memiliki fungsi proteksi atau jaminan juga sebagai bentuk investasi. Dana premi yang dibayarkan bernilai besar. Nantinya dana tersebut dibagi dua. Sebagian untuk dana jaminan jiwa dan sebagian lagi ditempatkan pada reksa dana dalam bentuk unit link. Asuransi ini lebih menitik beratkan pada unit link atau investasi yang dikelola. Sementara nilai jaminan proteksinya tidak sebesar ketiga jenis asuransi sebelumnya.
Nah, setelah tahu jenis- jenis asuransi jiwa ini, kita dapat menentukan mana yang lebih tepat untuk kita beli jaminan proteksinya. Jangan lupa untuk mempertimbangkan kebutuhan, anggaran, dan tujuan asuransi kita ini yaaa...
Apakah kamu juga mempertimbangkan untuk membeli polis asuransi jiwa?
Benar ya mbak. Asuransi itu emang penting. Asal kita cerdas aja dalam memilihnya, pasti manfaatnya besar deh :)
ReplyDeleteIya mbak. Tinggal disesuaikan aja dengan segala pertimbangan pribadinya 😉
DeleteSama-sama, Mbak.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat.
Pas aku lagi butuh info.ini, thx sharingnya
ReplyDeleteSemoga bermanfaat yaa...
DeleteSemoga bermanfaat yaa...
DeleteAsuransi ibarat sedia payung sebelum hujan ya Ma, buat proteksi dan jaga-jaga. Kami juga mempertimbangkan punya Asuransi Jiwa sih sebenarnya. Coming soon, hopefully :)
ReplyDeleteMnurutku asuransi jiwa memang penting agar keluarga juga lebih nyaman dan aman ya mba. Aku pakai asuransi untuk anak mba
ReplyDeleteKalau asuransi kecelakaan itu selalu berlaku untuk setia individu ya. Aku pernah ikut asuransi pendidikan untuk anak-anak tapi sudah berlalu, ya sudahlah rezeki sudah digariskan oleh ALLah SWT
ReplyDeleteMemang harus cerdas dalam memilih ya, Teh, karena di jaman sekarang ini sudah banyak sekali asuransi, gak seperti dulu. Dan asuransi juga memang penting, jadi dengan itu harus pintar memilihnya.. Terima kasih, Teh, atas tipsnya.. Semoga bermanfaat bagi yang mau ikutan asuransi..
ReplyDeleteThansk sharingnya mbak, aku baca baik2 nih. Kebetulan lagi bingung2 cari informasi asuransi seblm mutusin pakai asuransi apa. Kyknya tertarik yg unitlink atau dwiguna. Btw mbak mungkin nyr bis dijelasin jg contoh2 asuransi mana aja yg masuk itu, soalnya terus ternag masih agak bingung. Apakah asuransi kesehtaan atau pendidikan anak jg ada yg termasuk ke dalam keempat jenis itu? Atau beda lagi? thx
ReplyDelete