scr: pixabay.com |
“Yaaaah, abis deh paket data ayah. Bagi wifi, Buk?”, pinta ayah ke ibuku.
“Isi pulsa paket lah, Yah.”. Ibu menyarankan.
Eh, ada pulsa paket data? Aku malah baru tau. Kudet banget lah emang aku ini. Hahahaa...
Ternyata ada looh, aku sih biasanya isi pulsa aja biasa baru dipaketin. Gitu.
Sekarang ada beragam pilihan kuota paket data sesuai nominal yang dibayarkan.
Ini sangat membantu loooh buat orang tua seperti Ayah dan Ibuku yang mulai melek teknologi digital ini. Nggak usah pake repot isi pulsa terus pencet kode buat beli paketan, udah aja langsung isi pulsa dan aktif deh internetnya!
Ajib banget emang era digital ini!
Semua jadi lebih mudah ya?
Nah, ngomong-ngomong soal era digital ini sebenernya aku pribadi punya pendapat tentang itu. Tepatnya tentang orang tua yang alhamdulillah mulai ikut berdigital ria. Dalam hal ini contohnya Ayah dan Ibuku.
Tentu saja ada plus dan minusnya walaupun pengguna adalah orang yang sudah cukup umur loooh.
Sisi positif dari ikutnya orang tua berdigital yang kurasakan adalah:
scr: pixabay.com |
Solusi tentang jarak
Kebetulan aku empat bersaudara. Kami semua perempuan. Karena kepentingan mencari ilmu, Ayah dan Ibu berbesar hati membiarkan kami merantau. Dimulai denganku yang sejak di tingkat SMA sudah merantau ke ibu kota provinsi. Tak terlalu jauh memang, tapi tetap saja terpisah jarak.
Lalu, adik keduaku yang kemudian kuliah di Yogjakarta, menyusul aku melanjutkan ke Bandung, lalu adikku yang nomor tiga di Surakarta, sementara si bungsu di Palembang. Kami terpisah-pidah saat itu. Tapi zaman merangkak terus merangkak maju, kalau dulu telepon seluler biasa cukup mendekatkan, sekarang bahkan hampir memudarkan jarak.
Ayah dan Ibu pandai berdigital dan memanfaatkan fitur video call!
Ini sangat membantu kami melepas rindu walau jarak membentang. Misalnya ketika Putri, si nomor 2 tengah bertugas di Sulawesi tahun lalu. Juga Refri yang kuliah di Solo sana, Ima yang bergiat di asrama sekolah di Palembang, bahkan Aku yang telah berkeluarga ikut domisili suami di kota kabupaten.
Video call dan paket data internet saaaaangat membantu.
Tentu saja dengan kecakapan berdigital Ayah dan Ibu yang menjadi faktor utamanya.
Selain fitur telepon video itu, Ayah dan Ibu kami ajak berakrab ria dengan fitur sosial media chatting. Di sana kami punya grup keluarga dan bisa saling berkabar bersama melalui pesan pendek, berkirim foto atau video, bahkan pesan suara.
Benar-benar Jarak tak lagi jadi penghalang saat ini. Walaupun tetap saja rasa rindu ingin bertemu langsung tak terbendung. Setidaknya ada media penyalurnya.
Tapi, di sisi lain ada juga kekhawatiran karena ikut berdigitalnya mereka.
Kami tak ingin ada hal buruk menimpa kelak. Misalnya ketika asyik bersosial media di facebook atau akun lainnya, Ayah dan Ibu jadi sasaran empuk pelaku kejahatan seperti penipuan misalnya.
Untunglah kami saling terbuka.
Kalau ada sesuatu yang belum diketahui, Ayah dan Ibu biasanya tak segan bertanya kepada para anaknya ini. Inilah yang jadi perisai kami semua.
Misalnya waku itu, sedang marak email pishing (bahkan hingga sekarang, dengan beragam variasi via akun chatting juga sms). Ada akun orang luar negeri yang mengirim pesan. Isinya bahwa ia ingin memberi bantuan pada komunias sosial di sini melalui ibu. Singkatnya, ibu bercerita padaku. Lalu, kujelaskan tentang maraknya pesan demikian ditujukan untuk mencari korban.
Bahaya internet lain tentu Ayah dan Ibu bisa memfilter sendiri. Utamanya tentang kelayakan konten yang mereka pilih, sepenuhnya kami percayakan. Karena Ayah dan Ibu masih tergolong generasi yang ga kudet-kudet amat. Mereka bisa menentukan apa yang mau dilihat dan tidak.
Kami fokus pada sharing informasi tentang kemungkinan kejahatan. Kami juga menekankan tentang penyaringan teman di media sosial karena banyak potensi penyalahgunaan informasi pribadi, dan lain sebagainya.
Hal itu kami lakukan karena kami memahami karakter orang tua kami yang memang masih ‘polos’ tentang itu. Tau sendiri lah yaaaa...
Orang jaman dulu taunya semua bagus, kadang potensi jelek tadi malah terabaikan karena mereka tak pernah terpikir hal jelek akan terjadi. Gampangnya, orang tua itu prasangkanya baiiiiik terus. Hehehee...
Itu bagus tentu saja.
Tapi takut jadi sasaran empuk oknum jahat sih.
scr: pixabay.com |
Bermula dari menggunakan fitur digital untuk komunikasi jarak jauh tadi, orang tuaku semakin berkembang. Ya, seperti akhirnya punya akun media sosial sesuai ceritaku tadi. Di sini Ayah dan Ibu bisa berinteraksi dengan keluarga besar yang berada di kota-kota jauh, juga temannya baik kolega dan teman jaman sekolahnya. Mini reuni hehehee...
Jauh sebelum kenal sosial media, Ibu juga sudah fasih menggunakan fitur sms banking. Jadi lebih mudah mengenalkan fitur serupa seperti mobile banking atau berselancar ngintipin lapak alias e-shopping.
Biasa kan yaaah...
Anak perempuan suka banget belanja bareng ibunya.
Nah, aku mulai mengenalkan kegiatan belanja online pada ibu. Kami juga beberapa kali sering belanja online hingga sekarang.
scr: pixabay.com |
Testimoninya sejauh ini adalah:
Mending online ga pake ribet dan murah. Minimal ga pake ongkos!
Iya banget kan ya?
Apalagi pas aku kenalin sama MatahariMall tuh.
Komplit mau apa-apa ada.
Apalagi pas aku kenalin sama layanan digitalnya. Lengkap mau isi pulsa paket data internet juga ada! Makin gampang deh!
Kan kalo pake mobile banking bisanya isi lulsa aja tuh, kalo di digital MatahariMall mah ada juga paket datanya. Ibu dan Ayah memang lebih sering isi yang paket data ini nih. Tapi, isinya ke counter atau ke temen ibu yang jual pulsa.
“Kalo ada di MatahariMall lebih gampang nih!”, katanya.
Selain pulsa, di digital MatahariMall juga bisa buat bayar listrik, iuran BPJS, dan PDAM loooh...
Ini juga memudahkan banget buat ibu rumah tangga kaya aku. Biasanya nih ya, kalo mau bayar PDAM mesti nungguin suami off dulu hahahaa...
Sekarang jadi lebih gampang deh bisa langsung akses aja di MatahariMall.
MatahariMall bener-bener memudahkan masyakarat di era digital. Bahkan buat newbie aja gampang banget pakenya.
Ini tuh berkah era digital.
Kata siapa orang tua ga bisa ikut berdigital? Bisa kok!
Bahkan bisa ikut memetik beragam kemudahan kalo diajarkan dengan telaten. Kalo dulu orang tua ajar kita baca dan tulis biar kita menikmati indahnya belajar di sekolah. Sekarang saatnya kita yang ajarkan baca tulis era digital biar Ayah Ibu bisa menikmati indahnya kemudahan. Betul apa betul?
Matahari mall ya, warbiyasak. Satu ecommerce bisa buat beli semua-semua :D
ReplyDeleteBener mbak. Ga pake repot intip yang lainnya.
DeleteBener banget sekarang semuanya serba praktis ada di dalam genggaman
ReplyDeleteIya mbak Suzan.
DeleteSerba gampil sekarang mah. Tinggal kita yg harus update selalu.