-->

NHW #1: Menuntut Ilmu di Universitas Kehidupan


Assalamualaikum.
Aku akan melanjutkan postingan beraroma IIP (Institut Ibu Profesional) atau MIIP (Matrikulasi Institut Ibu Profesional) yaa ...

Jadi, selain tulisan keseharian dan beauty, blogku ini akan sering posting tentang IIP and stuff.

Kalo sebelumnya aku cerita tentang awal mula bergabung dan harapanku.

Baca: Siap Belajar di IIP

Juga berbagi ilmu yang kuperoleh disesi pertama lalu.

Baca: Materi #1

Dan keseruan agenda perdana SOTD (Star of The Day).

Baca: Apa itu SOTD?

Kali ini aku akan menuliskan NHW (Nice Home Work) alias PR. Hehehe...

Lah? Ada PR segala?
Iya dong. Kan ini lagi sekolah ceritanya. Wk.

Ini adalah NHW 1. Karena materi pertama adalah tentang Adab Menuntut Ilmu, maka PRnya seputaran hal itu juga.

src: NHW #1 Google Classroom MIIP Batch 6 Sumatera 3

Bismillahirrahmanirrahim.

Semoga setiap tulisanku tentang MIIP Journey ini bisa bermanfaat. Begitu juga sharing untuk setiap NHW hingga kelas selesai nanti. Segenap hati aku curahkan untuk pembelajaran ini.

Baiklah.
Aku bakal coba jawab keempat pertanyaan itu dengan sepenuh hati. Biar nanti jadi pengingat dan penyemangat dalam setiap langkah. Aamiiin.


Satu jurusan ilmu yang akan saya tekuni di Universitas Kehidupan ini adalah Jurusan Wanita Sholeha.

Woow!!!
Hebat banget kan ya bisa bikin jurusan sendiri. Hehehe...

Setelah merenung dan memikirkan jawaban pertanyaan NHW 1 selama (((hampir ))) satu minggu. Itulah jurusan yang paling tepat mewakili harapan dan tujuanku.

Jangan tanya mengapa lama sekali bersemedi merenungkan jawaban-jawaban ini.

Karena sejatinya berat.
Merumuskan sebuah tujuan yang jelas dan fokus.

Ditambah lagi, betul-betul berat karena menjadi wanita sholeha itu mencakup peranan sebagai anak sholeha bagi orangtua dan/atau mertua, sebagai istri sholeha, juga sebagai ibu sholeha.

Bagiku, sholeha artinya mampu menjalankan peranan hidupnya. Saat menjadi anak, mampu berbakti, menjaga saudara/saudari. Saat menjadi istri dan ibu pun demikian adanya. Siap siaga mengurus suami dan anak-anak, mengatur keperluan rumah dan mendidik anak-anak, menjaga martabat keluarga, memenuhi gizinya.

Banyak sekali.
Kalau diurutkan takkan cukup halaman ini.
#lebayyy

Jadi, Jurusan Wanita Sholeha adalah jurusan yang saya pilih di Universitas Kehidupan ini.

Ini juga yang menjadi guideline hidup saya. Karena ini adalah cita-cita. Kalau kadang terasa berat, mentok, alias stuck. Inilah cara untuk kembali menata hati dan pikiran: ingat cita-cita ini. Bismillah.


Alasan terkuatku untuk menekuni ilmu menjadi wanita sholeha ini adalah karena aku cinta padaNYA dan semua titipanNYA (orangtua, saudara, suami, dan anak ini).

Inginku bahagia di dunia dan di akhirat.

Tentu saja ingin semua orang bukan?
Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk bahagia di dunia dan akhirat itu. Para ulama sudah memberi tahu, mengajarkan banyak hal baik agar menjadi hamba yang mulia.

Dan kupilih salah satu caranya. Yaitu menjadi sholeha insyaallah.

Kalau ingat cita-cita ini, aku sebenarnya sedih. Karena rasanya kok jauh panggang dari api. Masih jauh aku tertinggal. Tapi aku mau belajar.

Duh, jadi mewek sambil ngetik nih.

Pokoknya kalo udah bahas cita-cita ini aku ga bisa nahan aliran anak sungai di ujung mata ini. Untung aja ini bukan kertas. Bisa habis basah dan rusak tak terbaca tulisan panjang ini. Hahaha...

Kembali lagi ke alasan utama atau alasan terkuatku adalah DIA yang Maha Agung.

Aku ingin hadirku didunia ini membawa manfaat. Menjadi amalan jariyah orang tuaku karena telah membesarkan dan mendidikku, menjadi amalan jariyah suamiku karena telah mendidik dan menjagaku pula.

Aku ingin menjaga kepercayaanNYA atas titipan anak yang insyaallah sholeh ini. Maka dari itu, aku tak mau menyiakan kesempatan belajar untuk jadi ibu sholeha yang piawai merawatnya dalam segala hal.

Dalam mendidiknya, menjaganya, semuanya.

Kalau dulu aku belajar agar menjadi pintar, membuat orang tua bangga dan bahagia, menjadi panutan adik-adikku.

Saat ini aku belajar juga untuk suami dan anak-anakku. Yang kesemuanya itu bermuara pada Rabbiiy Izzati.

Itulah alasanku.



Jurusan telah kupilih.
Alasan sebagai pasak bumi agar aku tau arah kembali sudah diresapi.

Aku butuh strategi.
Agar untuk belajar sesuai jurusan dan bidang keilmuan yang telah kupilih ini.

Pertama, meminta izin dan ridho pada kedua orang tua, suami, dan anak. Agar pembelajaran ini lancar kuikuti. Setelah terlebih dahulu meminta izin padaNYA tentu saja.

Kedua, berkumpul dengan kelompok-kelompok positif agar tetap menjaga ritme belajar ini.

Penting sekali untuk terus berada dalam lingkaran yang baik nan positif. Baik di lingkungan offline maupun online. Karena saat ini media memungkinkan kita untuk berjejaring dan terkoneksi dengan beragam lingkaran sosial.

Kita sendiri harus pandai memilah dan memilih mana yang baik untuk kita. Berasa di lingkungan yang baik cenderung meningkatkan potensi diri.

Contohnya dalam komunitas sehobi. Banyak hal yang bisa dipelajari sembari bersilaturahmi. Itu yang kudapatkan.

Ketika energi positif dalam tubuh dijaga, akan banyak hal baik yang bisa kita lakukan. Begitu pula untuk menyelesaikan misi belajar menjadi wanita sholeha ini.

Mengurus rumah tangga itu banyak sekali cabangnya. Bukan hanya persoalan dapur, dan anak-anak saja. Tapi luaaaaas sekali. Sebagai wanita, sebagai istri, sebagai ibu.

Bisa dibilang seperti manager. Semua diurus. Sementara keimanan naik turun. Ketika lelah melanda rasanya berat melangkah maju.

Duh, curhat deh!

Untuk itu, strategi tadi diperlukan. Harus ada hal yang bisa membuatku terus bisa berpikir positif. Salah satunya dengan berjejaring dengan komunitas positif tadi.

Strategi lainnya adalah terus belajar. Dari mana saja. Kapan saja. Dengan siapa saja.

Kadang dari anak bayiku aku belajar hal baru. Kadang ia pula mengingatkanku pada cita-cita ini. Seketika rasa lelah muncul, teringat betapa Allah percaya untuk menitipkan makhluk suci ini. Rasanya rugi kalau aku tidak upgrade diri, tidak belajar lebih banyak lagi.

Untuknya pula aku berusaha memantaskan diri menjadi seorang ibu terbaiknya.

#mewek lagi sambil ngetik. Duuuh...

Kok rasanya ngerjain NHW ini kaya lagi menulis surat untuk Tuhan ya...

Plek tumpah ruah rasa di hati.
Masyaallah.


Mohon maaf ya pembaca budiman. Tulisan ini akan panjaaaang sekali. Hahhaa...


Kurang lebih begitulah strategiku untuk menuntut ilmu menjadi wanita sholeha di Universitas Kehidupan ini: izin, berkumpul dengan yang positif, belajar dari mana saja- kapan saja- siapa saja.


Setelah kemarin mendapatkan pencerahan dari materi pertama tentang Adab Dalam Menuntut Ilmu, aku menarik kesimpulan bahwa:

Ketika seseorang itu beradab, maka ia mudah memeroleh ilmu.


Itu salah satu pembelajaran yang kudapat.

Karena adab adalah cerminan dari keimanan. Adab adalah cara seseorang bertingkah laku.

Dari materi 1 yang disusun oleh Tim Institut Ibu Profesional kemarin begini urutannya:

Iman - Adab - Ilmu - Amal

Nah, untuk belajar di jurusanku ini ada beberapa sikap yang perlu selalu kuingat, kutingkatkan, dan/atau kuperbaiki terkait adab dalam belajar (menuntut ilmu).

Yaitu adab pada diri sendiri. Agar sentiasa bergegas dalam menuntut ilmu. Di kelas MIIP ini, ada beberapa kali aku ketinggalan dan tidak on time. Untuk itu akan kuperbaiki lagi. Agar bisa duduk di barisan depan bersama teman-teman dan menyerap ilmu dengan baik.

Kemudian menuntaskan pembelajarannya. Dengan cara mengulanginya dan bersungguh-sungguh menerapkan (mengamalkannya). Juga beberapa hal terkait adab kepada guru dan sumber ilmu.
Walaupun dalam kelas online.

Bismillahirrahmanirrahim.
Semoga pembelajaran kedepannya semakin lancar dan mampu mengamalkannya.
Aaamiiin.



NHW #1: Menuntut Ilmu di Universitas Kehidupan